Keistimewaan Bahasa Arab (5)
Baca pembahasasn sebelumnya: Keistimewaan Bahasa Arab (4)
Imam Syafi’i rahimahullah Sosok jenius yang Mendalami Bahasa Arab dalam Kurun Waktu Dua Puluh Tahun
Merupakan hal yang wajar jika seseorang yang dianugerahi kejeniusan, lalu ia mempelajari sesuatu dalam waktu yang singkat. Namun tidaklah demikian sosok Imam Syafi’i rahimahullah yang cerdas, jenius, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat dalam menghafal pelajaran itu.
Sosok Imam Syafi’i demikian fahamnya bagaimana tingginya kedudukan ilmu bahasa Arab dalam Islam. Sehingga beliau sangat serius dan sangat besar perhatian, pengorbanan waktu, tenaga dan pikirannya dalam mempelajari bahasa Arab.
Inilah kesaksian suami dari putri Imam Syafi’i rahimahullah tentang mertuanya (Imam Syafi’i), ia berkata,
فأقام الشافعي علمَ العربية وأيامَ الناس عشرين سنة، فقلنا له في هذا، فقال: ما أردت بهذا إلا استعانةً للفقه
“Imam Syafi’i menghabiskan waktu dua puluh tahun dalam mempelajari bahasa Arab, kami bertanya kepada beliau (Imam Syafi’i) tentang hal ini, lalu beliaupun menjawab, ‘Dengan cara ini yang saya inginkan hanyalah agar (saya) terbantu untuk memahami Fiqih (hukum dalam Al-Qur`an Al-Karim dan As-Sunnah)’” (Al-Faqih wal Mutafaqqih, Al-Khathib Al-Baghdadi: 2/41).
Hal ini bukan hal yang aneh karena Imam Syafi’i sendiri pernah berkata,
أصحاب ُالعربية جِنُّ الإنس، يُبصرون ما لم يبصرْ غيرُهم
“Para ahli bahasa Arab adalah ‘jin’ nya manusia, mereka mengetahui ilmu yang tidak diketahui oleh selain mereka” (Adabusy Syafi’i wa Manaqibuhu, Ar-Razi, hal. 150).
5. Bahasa Arab adalah Syi’ar Islam dan Syi’ar Kaum Muslimin
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
اللسان العربي شعار الإسلام وأهله ، واللغات من أعظم شعائر الأمم التي بها يتميزون
“Bahasa Arab adalah syi’ar Islam dan kaum muslimin, dan (sebenarnya) bahasa itu sendiri adalah syi’ar umat yang terbesar, dengannya mereka terbedakan (dengan selain mereka)” (Iqtidha` Ash-Shirath Al-Mustaqim: 1/519).
Beliau juga menjelaskan,
وما زال السلف يكرهون تغييرَ شعائرِ العربِ حتى في المعاملات وهو التكلّم بغير العربية إلاّ لحاجة، كما نصّ على ذلك مالك والشافعي وأحمد، بل قال مالك: مَنْ تكلّم في مسجدنا بغير العربية أُخرِجَ منه. مع أن سائر الألسن يجوز النطق بها لأصحابها، ولكن سوغوها للحاجة، وكرهوها لغير الحاجة، ولحفظ شعائر الإسلام مَنْ تكلّم في مسجدنا بغير العربية أُخرِجَ منه
“Salafush Shalih selalu membenci tindakan merubah syi’ar Arab sampaipun dalam mu’amalah, yaitu berbicara dengan bahasa non Arab, kecuali jika ada keperluan, sebagaimana ini dinyatakan oleh Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad. Bahkan Imam Malik mengatakan, ‘Barangsiapa yang berbicara di masjid kami dengan bahasa non Arab, maka akan dikeluarkan (dari masjid kami).’ Padahal boleh saja bagi orang yang asli berbahasa dengan bahasa non Arab untuk berbahasa dengannya (di negri Arab). Akan tetapi mereka memperbolehkannya jika ada keperluan, dan membencinya apabila tidak ada keperluan, dan (hal itu dilakukan) dalam rangka menjaga syi’ar Islam” (Majmu’ Al-Fatawa: 32/255).
[Bersambung]
Daftar Link Artikel Berseri:
- Keistimewaan Bahasa Arab (1)
- Keistimewaan Bahasa Arab (2)
- Keistimewaan Bahasa Arab (3)
- Keistimewaan Bahasa Arab (4)
- Keistimewaan Bahasa Arab (5)
Penulis:
Artikel: Muslim.or.id
Ingin Belajar Bahasa Arab Dari Dasar? Silakan Kunjungi Link Di Bawah Ini:
🔍 Ayat Alquran Tentang Syirik, Innama A`malu Bin Niat, Hukum Istighosah, Gunung Emas Di Sungai Eufrat, Ayat Rukiah
Artikel asli: https://muslim.or.id/31003-keistimewaan-bahasa-arab-5.html